Senin, 01 Juni 2009

PTAI SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

PTAI SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM
PEMBUKAAN
Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) memiliki posisi strategis dalam mencer- daskan bangsa. Jumlahnya yang cukup banyak dan sebarannya cukup merata di hampir seluruh wilayah tanah air telah memberi kesempatan kepada masyarakat untuk mengak- ses pendidikan tinggi. Posisi geografis kebanyakan PTAI bahkan telah memudahkan ma syarakat yang tinggal di pedesaan untuk menikmati pendidikan tinggi dengan biaya yang relatif terjangkau oleh masyarakat. Dilihat dari missinya, letak geografis dan jumlah yang cukup banyak itu menjadikan PTAI memiliki kesempatatan yang lebih luas untuk mencerdaskan anggota masyarakat di pedesaan yang dari segi ekonomi dan jarak tempuh tergolong sulit untuk menikmati pendidikan tinggi (umum) yang kebanyakannya berlokasi di ibukota propinsi atau perkotaan.
Posisi strategis itu selain perlu dimanfaatkan, terutama perlu diperkuat oleh tang- gung jawab PTAI, sehingga pemanfaatannya bisa optimal dan sekaligus terhindar dari perilaku negatif perguruan tinggi yang merugikan masyarakat. Praktek-praktek pendidi- kan yang negatif akan memiliki dampak yang mendasar dan berjangka panjang terhadap citra dan budaya pendidikan masyarakat. Apalagi hendak mencerdaskan bangsa, PTAI bias-bisa dapat terjerumus pada pembodohan bangsa. Praktek-praktek negatif memang bukan selalu berasal dari kesengajaan atau godaan kepentingan “pragmatis”, melainkan bisa juga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dalam pengelolaannya.
Salah satu tanggung jawab PTAI dalam hal ini ialah mengembangkannya secara profesional, berdasarkan knowledge, disamping untuk selalu menjaga mandat masyarakat terhadap perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan, atau konsisten dalam niat awal penyelenggaraannya. Visi-Misi PTAI adalah cerminan dari niat keberadaannya, yang ha- rus dijalankan dengan tanggung jawab .
Dalam makalah ini akan dibahas “ PTAI SEBAGAI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM” dalam tiga bahasan yaitu [a]. aspek-aspek yang dibutuhkan PTAI. [b]. eksistestensi PTAI dalam dunia pendidikan dan [c]. usaha PTAI dalam mencapai tujuan .


PEMBAHASAN

A. ASPEK-ASPEK YANG DIBUTUHKAN PTAI

Sistem pendidikan merupakan rangkaian dari sub system – sub sistem atau unsur-unsur pendidikan yang saling terkait dalam mewujudkan keberhasilannya. Ada tujuan, kurikulum, materi, metode, pendidik, peserta didik, sarana, alat, pendekata da sebagainya .[ ]
PTAI sebagai lembaga pendidikan islam didalamnmya juga terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan dan dirumuskan dengan seksama diantaranya adalah kurikulum . Kurikulum suatu perguruan tinggi seharusnya memuat informasi yang jelas tentang hal-hal sebagai berikut:
a. Misi
Misi dapat dianggap sebagai alasan mengapa atau untuk apa perguruan tinggi tersebut diadakan. Misalnya, untuk PTAI, misi tersebut mungkin adalah un -tuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan ahli agama yang mam pu menerjemah kan ajaran agama dalam kehidupan modern ini. Misi ini harus juga mencer minkan ciri khas perguruan tinggi yaitu tri dharma perguruan tinggi : pendi dikan, peneliti an (pengembangan ilmu), dan pengabdian kepada masyarakat (pengamalan ilmu).
b. Visi ke depan
Visi ini merupakan gambaran masa depan yang diinginkan terjadi pada perguruan tinggi tersebut sebagai antisipasi terjadinya perubahan zaman di masa depan. Misalnya, ada perguruan tinggi yang mempunyai visi (cita-cita) untuk men jadi perguruan tinggi yang bertaraf internasional. Visi ini berguna sebagai pendo rong semangat juang civitas akademikanya untuk meningkatkan mutu mereka se -hingga menjadi seperti yang mereka cita-citakan.
c. Tujuan kurikuler.
Bagian ini hanya mencakup satu aspek saja dari misi perguruan tinggi, yaitu bidang pendidikan. Mengingat kurikulum adalah rencana pendidikan yang akan diberikan kepada mahasiswa untuk menghasilkan lulusan (sarjana) sesuai dengan yang dicita-citakan, maka tujuan kurikuler ini harus secara eksplisit menye butkan lulusan yang bagaimana yang diharapkan akan dihasilkan oleh perguruan tinggi itu. Tentunya ada ciri-ciri dasar yang sama bagi setiap lulusan perguruan ting gi tersebut di samping ciri-ciri khusus yang merupakan kekhasan jurusan atau prog ram studi tertentu.
d. Profil lulusan.
Karena tujuan kurikuler biasanya bersifat umum, maka diperlukan suatu gambaran atau profil lulusan yang lebih kongkrit dan terukur. Profil ini harus meng gambarkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan apa yang akan dapat dimiliki atau dilakukan oleh lulusan setelah mereka mengikuti program pendidikan di perguruan tinggi tersebut. Misalnya, lulusan akan sudah mampu mengoperasikan komputer, berbahasa Inggris secara lancar, memahami isi kitab berbahasa Arab, memiliki akhlaq mulia, mampu menyebutkan perbedaan dan persamaan para mufasir dalam menafsirkan Al-Qur'an, dsb.
e. Pendekatan yang diambil dalam proses pendidikan.
Ini adalah filsafat pendidikan yang dianut oleh perguruan tinggi yang ber sangkutan. Misalnya, ada perguruan tinggi yang menggunakan pendekatan Sokrates (dosen mengajukan pertanyaan untuk merangsang mahasiswa berfikir), ada pula yang menggunakan pendekatan library-based teaching atau pendidikan yang berpu sat atau berbasis pada perpustakaan, dsb.
f. Aspek kepribadian mahasiswa yang dikembangkan.
Misalnya aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta bagaimana cara mengembangkannya. Semakin rinci penjelasan tentang hal ini akan semakin jelas bagi semua fihak yang terlibat dan akan semakin mudah Perguruan Tinggi tersebut mewujudkan cita-cita pendidikannya (menghasilkan lulusan yang bermutu dan ber guna bagi masyarakat).
g. Program studi yang dikembangkan
Program studi inilah sebenarnya yang diambil oleh setiap mahasiswa. Dalam hal ini harus diberikan deskripsi singkat tentang tiap-tiap program studi yang ada. Untuk setiap program studi perlu diberikan tujuan kurikuler serta profil lulu -sannya. Tujuan kurikuler dan profil lulusan jurusan/program studi ini harus selaras dengan tujuan kurikuler dan profil lulusan perguruan tinggi yang bersangkutan yang telah ditetapkan di muka.
h. Daftar mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa
Dalam daftar matakuliah ini perlu ditunjukkan fungsi tiap-tiap mata kuliah dalam upaya mewujudkan profil lulusan sehingga tampak keterkaitan satu mata ku- liah dengan mata kuliah lainnya. Perlu diingat bahwa materi matakuliah hanyalah sa rana sedang yang dikembangkan adalah pengetahuan, sikap, nilai-nilai, dan ketram pilan mahasiswa agar dapat menjadi sosok lulusan seperti yang diidam-idamkan da- lam profil lulusan. Keberhasilan suatu matakuliah diukur berdasarkan keberhasilan mahasiswa mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai-nilai, serta ketrampilan yang diniatkan dikembangkan melalui matakuliah itu pada diri mereka sendiri.
i. Deskripsi mata kuliah yang akan diberikan.
Deskripsi ini diperlukan guna membantu mahasiswa mengetahui apa yang akan mereka peroleh dan tujuan apa yang akan mereka capai kalau mengikuti mata kuliah tersebut. Deskripsi ini juga akan membantu dosen yang akan mengampu ma- ta kuliah tersebut.
j. Sistem evaluasi yang diterapkan
Yang menjelaskan bagaimana mereka akan mengukur keberhasilan maha siswa dalam mencapai tujuan kurikuler maupun tujuan matakuliah.
k. Sistem perkuliahan yang diterapkan di perguruan tinggi tersebut.
Misalnya apakah menganut sistem sks ataukah tidak, apakah mahasiswa diperbolehkan mengambil matakuliah sejenis lintas jurusan ataukah tidak, apakah ada program remedial bagi mahasiswa yang memerlukan, apakah ada program per baikan nilai bagi mahasiswa yang menginginkannya, dsb.[ ]
Kendala yang diperkirakan akan menghambat usaha reformasi program pendidi kan di PTAI adalah:
1. Etos kerja pegawai negeri yang umumnya tidak optimal. Pegawai negeri umumnya bekerja untuk cari nafkah dan baru bergerak kalau ada dana. Padahal, kalau mere ka bekerja di lembaga pendidikan islam swasta, kadang-kadang me reka mau berkorban.
2. Budaya mudah menyerah kepada keadaan, merasa tidak berdaya. Bagaimana mungkin orang yang tidak berdaya menghadapi keadaan yang ada dapat member dayakan orang lain (mahasiswa).
3. Budaya tidak sampai hati untuk menindak bawahan yang tidak melakukan tugas dan fungsinya dengan semestinya (memenuhi standar). Sikap tenggang rasa penuh rasa kasihan ini memang menguntungkan bagi para bawahan (sesama pegawai negeri yang rata-rata gajinya kecil) akan tetapi mengorbankan orang lain (mahasiswa yang, notabene, membuat mereka mempunyai pekerjaan).
4. Lingkungan PTAI yang selama ini tidak mementingkan visi ke depan, keilmuan, penghayatan dan pengamalan perilaku islami, dan profesionalisme.[ ]
B. EKSISTENSI PTAI DI DUNIA PENDIDIKAN

Pendidikan sering dianggap sebagai usaha amal, yang semata-mata melayani hajat “ingin tahu” atau “hajat untuk berkembang” yang ada pada umumnya manusia. Meli -hat tujuannya yang mulia acapkali dianggap tabu untuk membicarakan perlunya sema ngat kompetisi di dunia pendidikan. Terlebih jika kompetisi dimaksud berkaitan de -ngan penyediaan dana dan dapat berakibat pada kenaikannya.
Tetap eksistensinya lembaga-lembaga pendidikan Islam itu tidak dapat dipisahkan dari kekuatan yang ada di dalamnya. Kekuatan yang utama adalah pada kandungan knowledge dan kemampuan pengelolalannya . Di alam moderen persaingan didunia pendidikan semakin terbuka. PTAI tidak hanya bersaing dengan pendidikan tinggi “umum” dalam negeri, melainkan juga dengan pendidikan yang diimpor dari luar ne- geri. Selain itu, pendidikan tinggi termasuk PTAI juga menghadapi persaingan de -ngan pendidikan non formal seperti lembaga-lembaga kursus atau pun program-prog- ram pemagangan.
Disamping itu seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni di era global ini menuntut kesiapan perguruan tinggi agama islam (PTAI) yang prima. Dengan bertambahnya jumlah pengangkatan Dosen (tetap dan tidak tetap) pada IAIN-UIN dan STAIN tiap tahun dan jumlah mahasiswa yang mendaftar yang selalu meng- akibatkan kurangnya daya tampung mencerminkan .PTAI masih merupakan lembaga pendidikan tinggi nasional yang penting. Belum lagi ditambah dengan perguruan ting gi islam swasta maka jumlah dosen dan mahasiswa di Indonesia semakin besar.
Dengan demikian terbukti PTAI telah menjadi pilihan khalayak belajar untuk me nuntut ilmu khususnya di bidang agama Islam. PTAI harus benar-benar menunjuk -kan sebagai perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan agama Islam seba- gai kelanjutan pendidikan menengah yang mampu menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang beriman, bertaqwa, berakhlaq mulia dan memiliki kemam- puan akademik, profesional, dan vokasi yang menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian, baik di bidang ilmu agama Islam maupun ilmu lain yang diintegrasikan dalam agama Islam. Dengan demikian eksistensi PTAI semakin jelas bahwa :
1. PTAI sebagai perguruan tinggi mengemban misi sebagai lembaga pengembangan keilmuan atau kajian ilmu-ilmu keislaman yang bersifat rasional, dinamis, kritis, empiris dan antisipatis sekaligus sebagai lembaga keagamaan yang berusaha membangun sikap dan prilaku beragama yang loyal, memiliki komitmen (pemihakan) terhadap Islam, serta penuh dedikasi terhadap agama yang diyakini kebenarannya atas dasar wawasan keilmuan Islam yang dimiliki, dengan tetap menjunjung kerukunan hidup beragama yang dinamis.
2. PTAI sebagi perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan akademik, vokasional dan profesional, mengemban misi untuk menyiapkan calon-calon lulusan yang mampu mengintegrasikan kepribadian ulama’ dengan intelektual akademik dan / atau vokasional / profesionalitas dan mengintegrasikan vokasional / profesional dan atau intelektualitas akademik dengan kepribadian ulama’ sesuai dengan bidang keahlian atau konsentrasi studi yang ditekuni yang diwujudkan dlam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara di tengah-tengah kehidupan dunia yang semakin global.
3. PTAI sebagai bagian integral dari system pendidikan nasional berupaya menyiapkan calon lulusan yang memiliki keunggulan konpetitif yang sesuai standar mutu nasional dan internasional.
4. PTAI merupakan lembaga dakwah yang mengemban misi pembinaan dan pembimbing masyarakat Islam dalam berbagai sektor kehidupan.[ ]

C. USAHA PTAI DALAM MENCAPAI TUJUAN .
Moto dari Direktorat Pendidikan Tinggi Islam (DIKTI) Departemen Agama yaitu baru – baru ini menegaskan : “Peningkatan Kualitas Lulusan PTAI adalah Jihad Akbar dan Fardhu ‘Ain”. Apakah moto ini kemudian diturunkan oleh setiap Perguruan Tinggi Agama Islam menjadi visi, misi, dan tujuan di masing-masing perguruan tingginya kita hanya tinggal menunggu waktu . Anggap saja nantinya hal ini benar-benar diturunkan maka ada dua kata kunci pokok dari moto itu yang kita nilai sangat strategis yakni “jihad akbar” dan “fardhu ain”. Dari beberapa sumber rujukan; “jihad Akbar” mengandung arti mengembangkan akhlak terpuji (akhlak al karimah). Sementara “fardhu ain” berarti status hukum dari sebuah aktivitas dalam Islam yang wajib dilakukan oleh seluruh individu yang telah memenuhi syaratnya. Ilmu fardhu ‘ain ialah ilmu yang wajib dipelajari dan diamalkan oleh setiap orang Islam. Ini merupakan tanggungjawab individu [ ]
Untuk mencapai tujuan PTAI, maka dibutuhkan manajemen pendidikan yang pro fesional. Ciri-ciri bentuk manajemen seperti itu adalah adanya sifat-sifat amanah, visi oner, inovasi, dan efisiensi, di kalangan pengelola khususnya di kalangan mana jemen puncak. Selain itu program-programnya harus sesuai dengan kebutuhan agama, per -kembangan IPTEKS, kebutuhan bangsa, dan dinamika khalayak. Secara opera sional, setidaknya ada tiga dimensi manajemen profesional yang dapat dijabarkan:
(1).Perencanaan strategis untuk merumuskan visi, misi, tujuan dan strategi kebijakan per guruan tinggi jangka menengah dan panjang. Perlu secara jelas diuraikan paradigma pendidikan tinggi yang dianut, peran dalam pembangunan, relevansi dan mutu pembe lajaran dan lulusan, peluang pemerataan pendidikan, dan kebijakan anggaran pembe lajaran dan organisasi. Sasaran program hendaknya berorientasi ke depan dalam hal pengembangan metode pembelajaran, sumber daya manusia, kurikulum, riset dan pemberdayaan masyarakat, dan kajian-kajian keislaman yang kontekstual didukung struktur organisasi yang efisien dan fasilitas yang cukup.
(2).Manajemen kepemimpinan yang amanah. Selain itu dibutuhkan pemimpin yang visioner, keteladanan terpuji, ketrampilan konseptual, integritas akademik tinggi, integritas keorganisasian dan pengelolaan (ketrampilan manajerial) yang adil tanpa membeda-bedakan asal usul latar belakang status organisasi dari dosen kecuali pada kualitasnya. Dengan kata lain dibutuhkan seseorang yang memliki kepemimpinan integratif.
(3).Manajemen Sumberdaya Manusia Strategis (MSDM). Data dari DIKTI, Departemen Agama, menunjukkan persebaran rasio jumlah mahasiswa terhadap jumlah dosen masih menunjukkan ketimpangan. Dengan demikian rekrutmen dosen secara selektif dan proporsional perlu segera dilakukan oleh Departemen Agama.
Dalam rangka mengatasi masalah yang banyak dihadapi oleh PTAI karena berba gai kelemahannya beberapa konsep program besar dirumuskan yakni :
1.Peningkatan KwalitasPerguruan Tinggi 2.Peningkatan Produktivitas 3. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat 4. Peningkatan Relevansi 5.Peningkatan perluasan kesem patan memperoleh pendidikan. [ ]





PENUTUP / KESIMPULAN


Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) sebagai lembaga pendidikan islam memiliki posisi strategis dalam mencerdaskan bangsa. Jumlahnya yang cukup banyak dan sebarannya cukup merata di hampir seluruh wilayah tanah air telah memberi ke- sempatan kepada masyarakat untuk mengakses pendidikan tinggi dengan biaya yang relatif terjangkau oleh masyarakat.
PTAI sebagai lembaga pendidikan islam didalamnmya terdapat beberapa aspek yang harus diperhatikan dan dirumus kan dengan seksama diantaranya adalah kuriku lum yang memuat : Misi ,Visi ,Tujuan kurikuler, Profil lulusan , Aspek kepribadian mahasis -wa yang dikembangkan , Program studi yang dikembangkan ,Daftar mata kuliah yang ha rus ditempuh mahasiswa , Deskripsi mata kuliah yang akan diberikan , Sistem evaluasi yang diterapkan ,Sistem perkuliahan yang diterapkan di perguruan tinggi tersebut.
Untuk mencapai tujuannya maka PTAI membutuhkan manajemen pendidikan yang pro fesional. Ciri-ciri bentuk manajemen seperti itu adalah adanya sifat-sifat ama -nah, visi oner, inovasi, dan efisiensi, di kalangan pengelola khususnya di kalangan mana jemen puncak. Selain itu program-programnya harus sesuai dengan kebutuhan agama, per kembangan IPTEKS, kebutuhan bangsa, dan dinamika khalayak.
Demikianlah bahasan kami tentang “ PTAI SEBAGAI LEMBAGA PENDIDI -KAN ISLAM “ , mudah-mudahan dengan segala kelebihan dan kekurangannya dapat bermanfaat dan menambah sedikit wawasan kita tentang PTAI yang ada di tanah air yang semakin banyak tumbuh dan berkembang dengan visi dan misi masing-masing , seiring hambatan dan harapan masing-masing pula .
Semoga Allah mengabulkan segala harapan ummat Nya yang tetap berjuang di atas jalan Nya . Amien .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar