Kamis, 04 Juni 2009

diabetes

DEABETES
Penyakit Diabetus Melitus atau kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengankadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat tubuh kekurangan insulit baik absolut maupun relatif.

Dikatakan absolut karena kadar insulin di dalam darah penderita memang di bawah normal. Sedangkan yang dimaksud dengan relatif adalah kondisi kadar insulin masih tergolong normal tapi tidak efektif, sehingga menunjukkan gejala kekurangan insulin.

Tingkat kadar glukosa darah menentukan apakah seseorang menderita DM atau bukan bisa dilihat dari tabel di bawah ini:
Kadar Glukosa Bukan DM Belum Pasti DM DM
Plasma Vena <100> 200 mg/dl
Plasma Kapiler <100> 200 mg/dl

Sel-sel memerlukan insulin agar gula yang ada di dalam darah dapat masuk ke dalam sel dan dipakai sebagai sumber energi. Bila jumlah insulin kurang, tentu saja gula tidak dapat diserap ke dalam sel dan tetap beredar di dalam darah. Akibatnya kadar gula darah menjadi tinggi. Penderita yang mengalami keadaan ini disebut sebagai penderita DM tipe I.

Ada keadaan lain di mana jumlah insulin sebenarnya cukup, atau berkurang sedikit, tapi sel-sel tubuh tidak dapat memanfaatkannya secara baik. Keadaan ini disebut resistensi insulin. Penderita yang mengalami resistensi insulin dan atau defisiensi insulin relatif disebut sebagai penderita DM tipe II.

Selain kedua tipe tersebut, sesungguhnya masih ada tipe-tipe lain seperti diabetes gestasional (diabetes pada kehamilan). Walaupun berbeda-beda tipe, para penderita ini memiliki kesamaan yaitu kadar gula yang tinggi dalam darah. Dari semua tipe DM yang ada, DM tipe II memiliki jumlah penderita terbanyak.

Ada beberapa keluhan yang sangat dikenali sejak zaman dahulu kala dan dianggap sebagai keluhan yang khas yaitu banyak kencing (poliuria), banyak minum (polidipsia), banyak makan (polifagia) dan berat badan yang menurun dengan cepat.

Selain keluhan-keluhan di atas, masih banyak keluhan (yang sebenarnya tidak spesifik) yang dihubungkan dengan penyakit kencing manis. Keluhan-keluhan itu misalnya sering bisulan, gatal-gatal pada kulit dan kemaluan, keputihan, cepat lelah, sering mengantuk, kesemutan dan lain-lain. Gejala-gejala ini memang berhubungan dengan penyakit kencing manis yang diderita.

Dari hasil lab yang menunjukkan puasa 110-125 dan tidak puasa 200-225, sebenarnya tergolong tinggi. Tapi, sayang bapak tidak menyebutkan berapa usia dan berat badan bapak. Karena kedua, hal tersebut, bisa mempengaruhi kadar gula dalam tubuh.

Ada beberapa cara untuk menurunkan kadar gula yang efektif adalah dengan melakukan puasa sunnah, baik itu puasa Senin Kamis atau puasa Nabi Daud. Puasa ini tidak hanya menetralisir racun dalam tubuh, tapi juga sekaligus merekonstruksi organ-organ dan sel-sel yang sudah rusak, termasuk pankreas, tempat di mana insulin dibuat.

Melakukan tatalaksana makanan, dalam hal ini diet yang dikelola dengan nutrisi berimbang sangat bermanfaat untuk menurunkan kada gula. Ada baiknya bapak berkonsultasi ke bagian gizi untuk memperoleh informasi mengenai nutrisi berimbang.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah olahraga teratur selama 30 menit setiap hari. Olahraga paling mudah dan murah, jalan kaki misalnya, sangat membantu melancarkan peredaran darah dalam tubuh, sehingga mencegah terjadinya pembekuan darah dalam pembuluh darah, yang tentunya sangat berbahaya jika hal ini terjadi.

Herba atau tanaman obat yang cocok untuk kencing manis adalah: Brotowali, lidah buaya, mahoni, Salam, Sambiloto, Mengkudu, Asam dan Kumis Kucing. Bila ingin menggunakan lidah buaya bisa langsung dimakan dagingnya setelah dikupas lebih dahulu atau dibuat jus. Sedangkan tanaman yang lain, harus direbus, lalu diminum airnySuatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan adanya peningkatan gula (glukosa darah) akibat kekurangan insulin.
Insulin dihasilkan oleh sel Beta pada pangkreas, sangat penting untuk menjaga tingkat kadar glukosa darah. Bila terjadi gangguan pada pangkreas, maka insulin baik secara kualitas maupun kuantitas akan terganggu dan kadar glukosa darah cenderung naik.

Penyebab Diabetes Mellitus
Faktor lingkungan
- Virus (virus morbili)
- Obat obatan (golongan kortikosteroid)
- Toksisitas / keracunan (insektisida)
- dan lain - lain

Faktor genetik / keturunan
- Faktor pemicu
- Kelebihan makan
- Kegemukan
- Stress
- Serangan Jantung, liver kronik
- dan lain - lain

Gejala Diabetes Mellitus
- Akut / mendadak
- Gejala awal adalah 3 P :
- Banyak makan (Polifagia)
- Banyak minum (Polidipsia)
- Banyak kencing (Poliuria )
- Berat badan penderita biasanya naik karena insulin masih mencukupi
- Bila tidak segera diobati, insulin berkurang dan timbul :
- 2 P (Polidipsia dan Poliuria)
- Nafsu makan berkurang (berat badan turun 5 -10 kg dalam waktu 2 - 4 minggu)
- Mudah lelah
- Bila tidak segera diobati dapat timbul koma (koma diabetik)

Kronik / menahun
- Kesemutan, rasa tebal di kulit, kulit terasa panas, atau seperti tertusuk - tusuk jarum, kram
- Mudah lelah dan mudah mengantuk
- Mata kabur, biasanya sering berganti kacamata
- Gatal disekitar kemaluan, terutama pada wanita
- Gigi mudah goyah dan mudah lepas
- Kemampuan seksual menurun, bahkan impotent
- Ibu hamil sering mengalami keguguran, atau berat bayi yang dilahirkan lebih dari 4 kg


Serbuk Beras Merah Natural, terbuat dari beras merah alami yang kaya akan kandungan serat
Salah satu gejala khas pada penderita diabetes adalah polifagi (banyak makan/sering lapar). Kandungan serat SBMN membantu mengurangi rasa lapar, karena dalam saluran pencernaan serat akan dirubah menjadi gel dan dicerna dalam waktu yang lebih lama. Menuruti nafsu makan yang terus menerus dan tidak terkontrol dapat menyebabkan kenaikan kadar gula darah
Konsumsi Serbuk Beras Merah Natural secara teratur dapat membantu mempertahankan kadar gula darah tetap dalam batas normal
Sangat baik digunakan untuk kombinasi makanan bagi penderita diabetes
Aturan pemakaian:
1. Menjaga kondisi tubuh 3 x 1 hari
2. Masa penyembuhan 3 x 1 hari
3. Sakit kronis 3 x 1 hari
4. Anak - anak 3 x 1 hari
Pagi dan siang sebelum makan
Malam sebelum tidur

Bahan makanan yang dilarang
Gula pasir, gula jawa, madu, sirup, selai, susu kental manis, kue - kue manis, dodol, kecap manis, abon manis, dendeng manis, makanan dalam kaleng, dan lain lain

Bahan makanan yang dibatasi
Nasi, kentang, singkong, jagung, mie, bihun, ubi, jenis tepung tepungan, kecap asin, petis, saus, vetsin, buah - buahan, dan lain lain

Komplikasi Diabetes Mellitus
- Penurunan kemampuan seksual
- Komplikasi saraf (Neuropati diabetik)
- Komplikasi ginjal (Nefropati diabetik)
- Penyempitan pembuluh darah di mata (Retinopati diabetik)
- Penurunan imunitas/kekebalan
- Tekanan darah tinggi(Hipertensi)
- PJK (Penyakit Jantung Koroner atau penyempitan pembuluh darah jantung)
- Luka pada ujung jari, menghitam dan menjadi borok (Gangren diabetik)
- Batu empedu simptomatik

Diabetes merupakan penyakit yang bersifat laten, yaitu dapat menyerang kembali jika kita tidak berhati hati dalam menjaga dan menanggulangi faktor resiko penyebab diabetes.a. Bisa dicampur dua atau tiga tanaman sekaligus.

Diabet atau kencing Manis adalah penyakit metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah.

Sejarah

Banyak orang awam menganggap bahwa penyakit Diabet adalah penyakit baru, bahkan adakalanya menganggap penyakit tersebut identik dengan makan kentang dan akhirnya potong kaki. Menurut catatan sejarah, sebenarnya penyakit Diabet sudah dikenal sejak ribuan tahun sebelum masehi. Ketika itu pula para ahli di jamannnya telah mengupayakan obat penyembuhnya.

• Papirus Ebers, Mesir (1500 SM): mengobati Penyakit sering Kencing • Sushrutha, India (400 SM): Penyakit Kencing Madu • Areteus (81-138 SM): Memberi nama Diabetes Mellitus. Beliaulah yang kemudian disebut Bapak Diabetes Mellitus.

Gejala awal:

• Banyak minum / mudah haus • Banyak kencing • Banyak makan / mudah lapar

Gejala lanjutan:

• Banyak minum / mudah haus • Banyak kencing • Berat badan menurun • Mudah lelah

Seseorang didiagnosa Diabet, bila:

• Ada Gejala, dan Kadar Gula Darah Puasa > 120 mg/dl; atau Kadar Gula 2 jam sesudah makan > 200 mg/dl atau Kadar Gula Darah sewaktu > 200 mg/dl • Tidak ada Gejala, tetapi pada pemeriksaan Laboratorium, didapatkan: Gula Darah Puasa > 120 dan Kadar Gula 2 jam sesudah makan > 200 mg/dl; atau Gula Darah Puasa > 120 mg/dl dan Kadar Gula sewaktu > 200 mg/dl; atau Gula darah 2 jam sesudah makan > 200 mg/dl dan Gula Darah sewaktu > 200 mg/dl

Bila gula tidak terkontrol atau tidak diobati, maka akan timbul gejala kronis, berupa:

• Banyak minum / mudah haus • Banyak kencing, disertai dengan tanda-tandalain, diantaranya: • Sering kesemutan • Kulit terasa panas dan tebal • Kram dan mudah capai, • Mudah mengantuk • Mata menjadi kabur • Gatal sekitar kemaluan, terutama wanita • Gigi mudah goyah dan mudah lepas • Kemampuan sex menurun • Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin dalam kandungan, atau melahirkan dengan bayi berat lahir > 4 kg.
Penyakit Diabet / Kencing Manis kebanyakan adalah penyakit keturunan, bukan penyakit menular. Bisa juga karena sebab lain, misalnya: • Terlalu lama minum obat tertentu • Terkena infeksi virus, dll Penyakit Diabet tidak harus dijadikan ” Momok “, asalkan: • Kontrol Gula Darah secara teratur • Minum obat sesuai dosis yang dianjurkan • Diet sesuai anjuran • Olahraga sesuai kemampuan • Berdo’a

Bila penderita Diabet dapat merawat dirinya dengan baik, maka insya Allah akan dapat hidup bahagia bersama Diabet. Bila diremehkan , komplikasi dapat menyerang seluruh anggota tubuh.

Kepada penderita Diabet dihimbau agar: • Memerangi Diabet dengan cara mencegah dan merawatnya sedini mungkin • Memerangi Diabet yang sudah menunjukkan komplikasi dengan cara mengobatinya dengan baik dan teratur agar komplikasi tidak berkelanjutan Komplikasi Diabet: • Komplikasi Akut (komplikasi yang segera terjadi dalam waktu penedk): Hipoglikemi (kekurangan glukosa / gula). Gejalanya: lapar, gemetar, keringat dingin, pusing, dll. Penanggulangan: makan roti, pisang dll • Koma Diabetik ( glukosa terlalu tinggi ). Gejalanya: nafsu makan menurun, haus, minum banyak, kencing banyak, mual, muntah, napas cepat. Penanggulangan: Segera ke Rumah Sakit • Komplikasi Kronik (komplikasi yang muncul dalm waktu yang lama, bila kadar gula tidak terkontrol)
Bila lengah, dapat terjadi komplikasi kronik yang menyerang seluruh tubuh, dari rambut sampai ujung kaki termasuk alat tubuh di dalamnya. Bila perawatan tertib dan teratur, komplikasi tidak akan muncul.

Apa saja komplikasinya?

• Rambut : menipis, mudah rontok • Telinga : berdesing, pendengaran menurun • Mata : makin kabur, mata terasa kering, dll • Lidah : terasa tebal, kenikmatan terganggu • Ludah : mengental, mulut terasa kering • Gigi : mudah goyah • Paru : bila batuk lama • Jantung : mudah terkena penyakit jantung koroner • Lever : mudah terkena penyakit hati • Perut : mudah kembung, dll • Ginjal : mudah terkena gangguan fungsi ginjal • Kandung kemih: sering ngompol • Seksual : menurun • Urat syaraf : kesemutan, rasa tebal, kram, ngilu dll • Pembuluh darah: mengecil dan mudah timbul borok • Kulit : mudah bisulan
Diit Diabet

Penderita Diabet secara umum harus mengurangi makanan dan minuman yang mengandung gula. Jadwal makan: 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan antara (snack)

DEABETES
Bila mengacu pada kedokteran barat, diabetes melitus tidak dapat disembuhkan. Sebaliknya, kedokteran timur menilai kesembuhan sebagai hilangnya gejala, dan itu dapat diwujudkan. Apa lagi perbedaan pandangan barat dan timur tentang diabetes? Studi populasi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) tahun 2005 menemukan, jumlah pengidap diabetes melitus (DM) tipe II di Indonesia mencapai peringkat keempat setelah India (31,77 juta), Cina (20,8 juta), dan Amerika Serikat (17,7 juta). Di Indonesia, diabetesi terhitung sekitar 8,6 juta orang. Tentu ini masalah serius. Selain obat, yang terpenting bagi pasien, yakni merancang kembali pola hidup, terutama pola makan dan olahraga. Ada yang bisa mempertahankan kualitas hidup hanya lewat diet. Tak sedikit pula yang bergantung pada obat maupun insulin sepanjang hidup. Di sisi lain, teknik pengobatan tradisional atau kuno juga makin merebak, termasuk untuk mengatasi diabetes. Teknik penyembuhan yang sudah digunakan selama ribuan tahun ini lebih memanfaatkan khasiat tanaman untuk obat (herbal) serta penyeimbangan energi pada organ. Sebenarnya apa yang membedakan kedokteran modern (barat) dan timur (tradisional) dalam menyikapi penyakit kencing manis? Menurut pandangan kedokteran modern, diabetes adalah sekumpulan gejala yang ditandai meningkatnya kadar gula darah hingga melebihi batas normal. Menurut Prof. Askandar Tjokroprawiro, Sp.PD, keadaan ini terjadi akibat tubuh kurang insulin, baik secara absolut maupun relatif. Absolut artinya insulin tidak diproduksi sama sekali oleh sel beta di pankreas. Relatif artinya insulin masih diproduksi meski hanya sedikit. Penyakit yang bersifat menahun, kronis, dan menyerang pria maupun wanita ini ditandai oleh munculnya rasa haus, sering kencing, banyak makan tetapi berat badan menurun, gatal-gatal, kesemutan, kulit kering, dan badan lemah. Ada dua kelompok DM, tipe 1 dan 2. DM tipe 1 umumnya timbul pada anak-anak dan pasien tergantung suntikan insulin dari luar karena pankreas sama sekali tidak membuat insulin. DM tipe 2 tak tergantung insulin. Kebanyakan timbul pada kalangan usia 40-an tahun ke atas. Menurut kedokteran modern, DM pada dasarnya tak bisa disembuhkan. Sejak awal pasien harus diingatkan untuk mencegah kemungkinan timbulnya komplikasi kronis, berupa gangguan ginjal, jantung, mata, stroke, sampai disfungsi ereksi, melalui gaya hidup sehat dan wajar. Pilar utama pengelolaan DM dalam kedokteran modern antara lain perencanaan makan, latihan jasmani, asupan obat hipoglikemik, penyuluhan, dan pemantauan mandiri kadar glukosa darah atau urin. Kelima pilar ini memiliki tujuan utama, mengontrol dan menormalkan kadar gula darah. Kelima pilar mesti dijalankan seumur hidup untuk mengulur waktu agar komplikasi tidak berlangsung serentak dan cepat. Pandangan kedokteran timur mengenai diabetes, dalam hal ini diwakili oleh pengobatan tradisional Cina (Traditional Chinese Medicine-TCM), sebagai xiao ke. Xiao artinya menghabiskan (cairan), ke berarti haus. Ada empat gejala xiaoke, yang dikenal dengan tiga tambah satu kurang. Gejala ini persis gejala DM, yakni nafsu makan meningkat, penderita selalu ingin minum (rasa haus meningkat), dan banyak kencing (pengeluaran cairan bertambah). Yang terakhir, berat badan bekurang. Dr. Wiliam Adi Teja, MD, MMed., spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Beijing, Cina, menyatakan sindroma xiaoke dibagi menjadi tiga, xiao atas, tengah, dan bawah. Termasuk xiao atas kalau gejala yang dominan adalah banyak minum. Dikategorikan xiao tengah bila gejala yang dominan banyak makan, xiao bawah jika gejala yang dominan adalah banyak kencing. Apabila semua gejala dominan, semua kategori masuk. Sindroma xiaoke atas terjadi karena gangguan pada paru, xiaoke tengah disebabkan adanya gangguan limpa dan lambung, dan xiaoke bawah akibat gangguan ginjal. Menurut Dr. Wiliam, faktor penyebab xiaoke adalah kurangnya yin pada ginjal, paru, limpa, dan lambung, sehingga organ tersebut seperti terbakar dan akibatnya menghabiskan cairan (xiaoke). Dalam kedokteran barat, fokus terapi DM pada pengontrolan gula darah atau penambahan insulin. Pada TCM, fokusnya menghilangkan gejala dengan sasaran utama organ penyebabnya. Gejala haus berlebihan, banyak minum, sering kencing, badan lemah, ujung lidah merah, lidah berselaput tipis warna kuning, nadi cepat dan kuat misalnya merupakan manifestasi buruknya fungsi paru. ?Jadi, bagian inilah yang diperbaiki,? ujar Dr.Wiliam. Gejala cepat lapar, nafsu makan meningkat, badan kurus, sembelit, lidah kering, haus, sering minum dan kencing juga merupakan manifestasi adanya panas dan api pada lambung yang menyebabkan pencernaan lebih cepat bekerja dari biasanya. Karena itu, lambung juga jadi sasaran pengobatan. ?Kita bahkan tidak peduli apakah gula darahnya naik atau turun. Kita juga tidak perhatikan soal menambah insulin atau tidak. Yang penting fokus pada perbaikan organ,? tuturnya. Dalam kedokteran modern pasien cenderung diberi obat seumur hidup dan suntikan insulin (penderita DM tipe I). Pada TCM, langkah yang sering diambil adalah memberikan ramuan herbal untuk tonifikasi dan tusukan jarum (akupuntur) untuk mengembalikan fungsi organ. ?Sampai gejala itu menghilang, yang artinya organ berfungsi secara seimbang kembali,? ujar Dr.Wiliam. Tindakan penusukan jarum pada kedokteran modern merupakan langkah kontradiktif karena pasien sebenarnya tak boleh terluka. Namun, menurut Dr. Wiliam, jarum akupuntur yang dipakai tidak akan melukai pasien. ?Jarumnya lembut dan tipis sekali,? katanya. Separah apa pun diabetesnya, kedua terapi itulah yang dijalankan. ?Perbedaannya terletak pada titik-
titik jarum yang diterapkan dan ramuannya. Tidak setiap kasus diberi ramuan sama dan tusukan jarum yang sama. Setiap kasus memiliki ukuran, jenis ramuan juga titik-titik tusukan tersendiri. Jadi, memang tidak mudah dan rumit,? paparnya. Selain ramuan dan akupuntur, mirip kedokteran modern, pasien juga diminta memperhatikan hal lain seperti makan dan aktivitas fisik. Bedanya, pasien tidak dianjurkan berpantang apa pun, termasuk gula. ?Makan seperti biasa, tetap beraktivitas, menjaga perilaku dan emosi. Asal tidak berlebihan, nggak masalah,? ujar dokter yang berpraktik di Utomo Chinese Medical Center, di Jl. Pinangsia Raya, Jakarta Barat ini. Soal kesembuhan, menurut Dr. Wiliam, agak berbeda dengan pandangan kedokteran modern yang menyatakan DM tidak bisa disembuhkan. Dalam TCM, konsep sembuh didasarkan pada hilangnya gejala. Jadi, bila beragam gejala xiaoke hilang, artinya persoalan pada organ yang terkait sudah tidak perlu dikhawatirkan. Bila gejala itu muncul lagi, berarti sakitnya kambuh. ?Itu hal wajar. Semua penyakit bisa muncul lagi atau kambuh, seperti kalau lengan kita patah. Bukan tidak mungkin lengan ini akan patah lagi, ?kan?? katanya. @ Abdi
Apa sih Diebetes mellitus? Ini adalah suatu penyakit di mana kadar glukosa (gula sederhana) di dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan sebagai cadangan energi.
Fakta membuktikan setiap 10 detik akan terdapat seorang penderita diabetes meninggal di seluruh dunia, bersamaan dengan itu terdapat sekitar dua orang penderita baru diabetes. Penyakit kencing manis merupakan sejenis penyakit umum kronis yang tidak menular. Penyakit itu disebabkan pankreas manusia kekurangan sekresi insulin keturunan, setelah lahir atau disebabkan ketidakseimbangan fungsi insulin.
Bahaya diabetes sangat besar dan dapat memungkinkan penderita lemah ginjal, menjadi buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak komplikasi yang serius dan menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Pasien diabetes menghadapi bahaya setiap harinya karena kadar gula darah yang tidak terkontrol. Glukosa darah mengandung kadar yang berubah-ubah sepanjang hari, terutama pada saat makan, beraktifitas, dan bahkan jika Anda sedang minum obat diabetes. Penelitian medis membuktikan bahwa ketika kadar glukosa darah sangat tinggi - berada pada zona bahaya - maka banyak orang yang menderita penyakit diabetes akan terserang penyakit jantung. Penelitian menunjukkan delapan dari 10 orang yang mengidap penyakit diabetes terkena serangan jantung.
Mereka yang memiliki risiko tinggi terkena diabetes adalah yang memiliki riwayat keluarga pengidap diabetes. Hal ini biasa terjadi ketika seseorang memasuki usia di atas 40 tahun, mengalami kegemukan, terkena tekanan darah tinggi, selain tentu saja menggunakanpola makan yang salah.
Jumlah penderita diabetes di daerah perkotaan di Indonesia pada tahun 2003 adalah 8,2 juta orang, sedangkan di daerah pedesaan 5,5 juta orang. Diperkirakan satu dari delapan orang di Jakarta mengidap diabetes. Tingginya jumlah penderita di daerah perkotaan, antara lain disebabkan karena perubahan gaya hidup masyarakatnya.
Adapun tanda-tanda dari diabetes:
- Selalu Haus
- Sering buang air kecil
- Penurunan berat badan meskipun selera makan meninngkat
- Luka sulit / lambat untuk sembuh
- Gatal terutama pada kemaluan
Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing manis. Hal ini mungkin disebabkan minimnya informasi di masyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya.
Sebagian besar kasus diabetes adalah diabetes tipe 2 (dua) yang disebabkan faktor keturunan. Tetapi faktor keturunan saja tidak cukup untuk menyebabkan seseorang terkena diabetes karena risikonya hanya sebesar 5 persen. Ternyata diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas alias kegemukan akibat gaya hidup yang dijalaninya.
Menurut data WHO (World Health Organization), Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2000 yang lalu saja, terdapat sekitar 5,6 juta penduduk Indonesia yang mengidap diabetes. Diabetes merupakan penyakit yang memiliki komplikasi (menyebabkan terjadinya penyakit lain) yang paling banyak. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi terus menerus, sehingga berakibat rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. Zat kompleks yang terdiri dari gula di dalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal dan mengalami kebocoran. Akibat penebalan ini maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan saraf.
Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga cenderung menyebabkan kadar zat berlemak dalam darah meningkat, sehingga mempercepat terjadinya aterosklerosis (penimbunan plak lemak di dalam pembuluh darah). Aterosklerosis ini 2-6 kali lebih sering terjadi pada penderita diabetes. Sirkulasi darah yang buruk ini melalui pembuluh darah besar (makro) bisa melukai otak, jantung, dan pembuluh darah kaki (makroangiopati), sedangkan pembuluh darah kecil (mikro) bisa melukai mata, ginjal, saraf dan kulit serta memperlambat penyembuhan luka.
Penderita diabetes bisa mengalami berbagai komplikasi jangka panjang jika diabetesnya tidak dikelola dengan baik. Komplikasi yang lebih sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke. Kerusakan pada pembuluh darah mata bisa menyebabkan gangguan penglihatan akibat kerusakan pada retina mata (retinopati diabetikum). Kelainan fungsi ginjal bisa menyebabkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci darah (dialisa).
Gangguan pada saraf dapat bermanifestasi dalam beberapa bentuk. Jika satu saraf mengalami kelainan fungsi (mononeuropati), maka sebuah lengan atau tungkai biasa secara tiba-tiba menjadi lemah. Jika saraf yang menuju ke tangan, tungkai dan kaki mengalami kerusakan (polineuropati diabetikum), maka pada lengan dan tungkai bisa dirasakan kesemutan atau nyeri seperti terbakar dan kelemahan.
Kerusakan pada saraf menyebabkan kulit lebih sering mengalami cedera karena penderita tidak dapat meradakan perubahan tekanan maupun suhu. Berkurangnya aliran darah ke kulit juga bisa menyebabkan ulkus (borok) dan semua penyembuhan luka berjalan lambat. Ulkus di kaki bisa sangat dalam dan mengalami infeksi serta masa penyembuhannya lama sehingga sebagian tungkai harus diamputasi.
Umumnya, penderita diabetes mengetahui dirinya mengidap diabetes setelah terjadi komplikasi.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kasihi, baru-baru ini, didiagnosa menderita penyakit diabetes, yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing manis, tentulah Anda diselimuti berbagai perasaan. Ketakutan, kemarahan, penolakan, rasa frustrasi, depresi dan ketidak pastian adalah beberapa perasaan yang normal dialami oleh Anda. Tetapi, jangan menjadi panik. Anda tidaklah seorang diri.
Artikel ini dibuat untuk menenangkan anda dan mengajarkan anda bagaimana hidup bersama dan mengatasi penyakit diabetes anda dan bagaimana menguasai emosi-emosi anda ketika diagnosa awal mengenai penyakit diabetes diberikan oleh tim kesehatan anda.
APAKAH PENYAKIT DIABETES ?
Diabetes adalah suatu penyakit dimana tubuh tidak dapat menghasilkan atau menggunakan insulin dengan baik. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas yang dibutuhkan untuk mengubah gula dan makanan lainnya menjadi energi yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.
Diabetes itu seperti rayap, bekerja diam-diam merusak organ di dalam tubuh. Penyakit ini termasuk penyakit yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya. Diabetes sering disebut sebagai “The Silent Killer”.
Namun, sebenarnya komplikasinya yang mematikan, bukan diabetesnya. Setiap 10 detik, di dunia, orang meninggal akibat komplikasi yang ditimbulkan.
Beberapa jenis penyakit diabetes
Diabetes tipe 1
Jenis diabetes ini disebabkan karena kegagalan pankreas untuk memproduksi insulin.
Diabetes tipe 1 ini banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja.
Jika Anda mendapati anak Anda memiliki penyakit diabetes, pastilah Anda sangat terkejut. Kehidupan Anda tiba-tiba seperti diputar balikkan oleh suntikan-suntikan / injeksi, perhatian yang lebih besar akan glukosa / gula darah yang rendah dan kekuatiran akan dapatkah anak Anda pergi ke sekolah atau menghabiskan waktunya bersama teman-temannya pada malam hari.
Berbagai rasa emosi dan pertanyaan-pertanyaan timbul di benak Anda. Apa yang akan dikatakan anak Anda kepada teman-temannya? Apa yang Anda akan katakan kepada guru-guru dan para pengasuh anak Anda ? Apakah ada orang tua lain yang pernah mengalami seperti yang Anda alami saat ini? Bagaimana cara mereka mengatasinya?
Seseorang yang menderita penyakit diabetes tipe 1 memiliki risiko yang lebih besar terkena komplikasi penyakit lainnya yang cukup serius, seperti penyakit jantung, stroke, gangguan penglihatan/kebutaan akibat kerusakan pada retina mata, kerusakan syaraf, kelainan fungsi ginjal yang mengakibatkan gagal ginjal sehingga penderita harus menjalani cuci carah dan memperlambat penyembuhan luka.
Diabetes tahap awal
Sebelum masuk dalam kategori penyakit diabetes tipe 2, setiap orang terlebih dahulu memiliki diabetes tahap awal / pre-diabetes, yaitu suatu kondisi yang terjadi ketika kadar gula darah seseorang lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk dikategorikan sebagai penderita penyakit diabetes.
Diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan jenis penyakit diabetes yang umum atau yang paling banyak diderita. Jenis diabetes ini disebabkan karena tubuh tidak dapat memberikan respon yang baik atas insulin yang diproduksi oleh pankreas.
Ternyata, diabetes tipe 2 lebih sering terjadi pada orang yang mengalami obesitas alias kegemukan (dimana berat badan kelebihan minimal 20% dari berat badan idaman) akibat gaya hidup yang dijalaninya, misalnya suka makan makanan yang berlemak dan manis, tetapi kurang berolah raga. Lemak yang berlebih akan menyebabkan resistensi terhadap insulin.
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil.
Diabetes tipe ini dialami oleh kurang lebih 4% wanita-wanita hamil.
GEJALA PENYAKIT DIABETES
Gejala diabetes, seperti banyak makan (polifagi), banyak minum (polidipsi) dan sering buang air kecil (poliuri), bukanlah gejala-gejala yang menakutkan. Akibatnya, banyak orang yang tidak memeriksakan dirinya ke dokter.
PENYEBAB PENYAKIT DIABETES
Penyebab diabetes tetaplah menjadi sebuah misteri, walaupun faktor keturunan (memiliki riwayat keluarga yang mengidap diabetes) dan lingkungan hidup seperti kegemukan, tekanan darah tinggi, pola makan yang salah dan kurangnya berolah raga, tampaknya memainkan peranan utama.
Penelitian menunjukkan bahwa kegemukan berhubungan dengan waktu yang dihabiskan di depan TV dan komputer. Menonton TV akan menyebabkan tidak bergerak juga berpengaruh terhadap pola makan mengemil.
Bagaimana cara mengatasi kegemukan untuk menghindari diabetes?
1. Membiasakan diri untuk hidup sehat
2. Biasakan diri berolahraga secara teratur
3. Hindari menonton TV atau main komputer terlalu lama
4. Jangan mengkonsumsi permen, coklat, atau snack dengan kandungan garam yang tinggi.
5. Hindari makanan siap saji dengan kandungan kadar karbohidrat dan lemak tinggi.
6. Konsumsi sayuran dan buah-buahan.
DETEKSI DIABETES
Untuk menentukan apakah seseorang menderita penyakit diabetes atau tidak, tim kesehatan menyarankan seseorang untuk melakukan Fasting Plasma Glucose Test (FPG), karena test ini mudah dilakukan, cepat dan biayanya tidak terlalu mahal. Seseorang dikatakan menderita penyakit diabetes tahap awal jika berdasarkan hasil test FPG kadar gula dalam darahnya berada diantara 100 dan 125 mg/dl. Sedangkan, seseorang akan dikatakan sudah menderita penyakit diabetes jika kadar gula dalam darahnya berada pada 126 mg/dl atau lebih tinggi.
Studi populasi yang dilakukan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) tahun 2005 menemukan, jumlah pengidap diabetes melitus (DM) tipe II di Indonesia mencapai peringkat keempat setelah India (31,77 juta), Cina (20,8 juta), dan Amerika Serikat (17,7 juta). Di Indonesia, diabetesi terhitung sekitar 8,6 juta orang.

Tentu ini masalah serius. Selain obat, yang terpenting bagi pasien, yakni merancang kembali pola hidup, terutama pola makan dan olahraga. Ada yang bisa mempertahankan kualitas hidup hanya lewat diet. Tak sedikit pula yang bergantung pada obat maupun insulin sepanjang hidup.

Di sisi lain, teknik pengobatan tradisional atau kuno juga makin merebak, termasuk untuk mengatasi diabetes. Teknik penyembuhan yang sudah digunakan selama ribuan tahun ini lebih memanfaatkan khasiat tanaman untuk obat (herbal) serta penyeimbangan energi pada organ.

Sebenarnya apa yang membedakan kedokteran modern (barat) dan timur (tradisional) dalam menyikapi penyakit kencing manis? Menurut pandangan kedokteran modern, diabetes adalah sekumpulan gejala yang ditandai meningkatnya kadar gula darah hingga melebihi batas normal.

Menurut Prof. Askandar Tjokroprawiro, Sp.PD, keadaan ini terjadi akibat tubuh kurang insulin, baik secara absolut maupun relatif. Absolut artinya insulin tidak diproduksi sama sekali oleh sel beta di pankreas. Relatif artinya insulin masih diproduksi meski hanya sedikit.

Penyakit yang bersifat menahun, kronis, dan menyerang pria maupun wanita ini ditandai oleh munculnya rasa haus, sering kencing, banyak makan tetapi berat badan menurun, gatal-gatal, kesemutan, kulit kering, dan badan lemah.

Ada dua kelompok DM, tipe 1 dan 2. DM tipe 1 umumnya timbul pada anak-anak dan pasien tergantung suntikan insulin dari luar karena pankreas sama sekali tidak membuat insulin. DM tipe 2 tak tergantung insulin. Kebanyakan timbul pada kalangan usia 40-an tahun ke atas.

Menurut kedokteran modern, DM pada dasarnya tak bisa disembuhkan. Sejak awal pasien harus diingatkan untuk mencegah kemungkinan timbulnya komplikasi kronis, berupa gangguan ginjal, jantung, mata, stroke, sampai disfungsi ereksi, melalui gaya hidup sehat dan wajar.

Pilar utama pengelolaan DM dalam kedokteran modern antara lain perencanaan makan, latihan jasmani, asupan obat hipoglikemik, penyuluhan, dan pemantauan mandiri kadar glukosa darah atau urin.

Kelima pilar ini memiliki tujuan utama, mengontrol dan menormalkan kadar gula darah. Kelima pilar mesti dijalankan seumur hidup untuk mengulur waktu agar komplikasi tidak berlangsung serentak dan cepat.

Pandangan kedokteran timur mengenai diabetes, dalam hal ini diwakili oleh pengobatan tradisional Cina (Traditional Chinese Medicine-TCM), sebagai xiao ke. Xiao artinya menghabiskan (cairan), ke berarti haus.

Ada empat gejala xiaoke, yang dikenal dengan tiga tambah satu kurang. Gejala ini persis gejala DM, yakni nafsu makan meningkat, penderita selalu ingin minum (rasa haus meningkat), dan banyak kencing (pengeluaran cairan bertambah). Yang terakhir, berat badan bekurang.

Dr. Wiliam Adi Teja, MD, MMed., spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Beijing, Cina, menyatakan sindroma xiaoke dibagi menjadi tiga, xiao atas, tengah, dan bawah.

Termasuk xiao atas kalau gejala yang dominan adalah banyak minum. Dikategorikan xiao tengah bila gejala yang dominan banyak makan, xiao bawah jika gejala yang dominan adalah banyak kencing. Apabila semua gejala dominan, semua kategori masuk.

Sindroma xiaoke atas terjadi karena gangguan pada paru, xiaoke tengah disebabkan adanya gangguan limpa dan lambung, dan xiaoke bawah akibat gangguan ginjal. Menurut Dr. Wiliam, faktor penyebab xiaoke adalah kurangnya yin pada ginjal, paru, limpa, dan lambung, sehingga organ tersebut seperti terbakar dan akibatnya menghabiskan cairan (xiaoke).

Dalam kedokteran barat, fokus terapi DM pada pengontrolan gula darah atau penambahan insulin. Pada TCM, fokusnya menghilangkan gejala dengan sasaran utama organ penyebabnya.

Gejala haus berlebihan, banyak minum, sering kencing, badan lemah, ujung lidah merah, lidah berselaput tipis warna kuning, nadi cepat dan kuat misalnya merupakan manifestasi buruknya fungsi paru. ?Jadi, bagian inilah yang diperbaiki,? ujar Dr.Wiliam.

Gejala cepat lapar, nafsu makan meningkat, badan kurus, sembelit, lidah kering, haus, sering minum dan kencing juga merupakan manifestasi adanya panas dan api pada lambung yang menyebabkan pencernaan lebih cepat bekerja dari biasanya. Karena itu, lambung juga jadi sasaran pengobatan.

?Kita bahkan tidak peduli apakah gula darahnya naik atau turun. Kita juga tidak perhatikan soal menambah insulin atau tidak. Yang penting fokus pada perbaikan organ,? tuturnya.

Dalam kedokteran modern pasien cenderung diberi obat seumur hidup dan suntikan insulin (penderita DM tipe I). Pada TCM, langkah yang sering diambil adalah memberikan ramuan herbal untuk tonifikasi dan tusukan jarum (akupuntur) untuk mengembalikan fungsi organ. ?Sampai gejala itu menghilang, yang artinya organ berfungsi secara seimbang kembali,? ujar Dr.Wiliam.

Tindakan penusukan jarum pada kedokteran modern merupakan langkah kontradiktif karena pasien sebenarnya tak boleh terluka. Namun, menurut Dr. Wiliam, jarum akupuntur yang dipakai tidak akan melukai pasien. ?Jarumnya lembut dan tipis sekali,? katanya.

Separah apa pun diabetesnya, kedua terapi itulah yang dijalankan. ?Perbedaannya terletak pada titik-titik jarum yang diterapkan dan ramuannya. Tidak setiap kasus diberi ramuan sama dan tusukan jarum yang sama. Setiap kasus memiliki ukuran, jenis ramuan juga titik-titik tusukan tersendiri. Jadi, memang tidak mudah dan rumit,? paparnya.

Selain ramuan dan akupuntur, mirip kedokteran modern, pasien juga diminta memperhatikan hal lain seperti makan dan aktivitas fisik. Bedanya, pasien tidak dianjurkan berpantang apa pun, termasuk gula.

?Makan seperti biasa, tetap beraktivitas, menjaga perilaku dan emosi. Asal tidak berlebihan, nggak masalah,? ujar dokter yang berpraktik di Utomo Chinese Medical Center, di Jl. Pinangsia Raya, Jakarta Barat ini.

Soal kesembuhan, menurut Dr. Wiliam, agak berbeda dengan pandangan kedokteran modern yang menyatakan DM tidak bisa disembuhkan. Dalam TCM, konsep sembuh didasarkan pada hilangnya gejala.

Jadi, bila beragam gejala xiaoke hilang, artinya persoalan pada organ yang terkait sudah tidak perlu dikhawatirkan. Bila gejala itu muncul lagi, berarti sakitnya kambuh. ?Itu hal wajar. Semua penyakit bisa muncul lagi atau kambuh, seperti kalau lengan kita patah. Bukan tidak mungkin lengan ini akan patah lagi, ?kan?? katanya. @ Abdi Susanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar